Gambaran Transformasi Publik Komunikasi
DEFINISI KOMUNIKASI
Komunikasi dapat dimaknai sebagai jalannya proses dimana seseorang maupun sekelompok orang menciptakan serta menggunakan sejumlah informasi agar saling terhubung dengan lingkungan sekitar. Secara umum komunikasi dapat dilakukan secara verbal serta dapat dipahami oleh kedua belah pihak berkaitan. Setiap komunikasi melibatkan setidaknya satu pengirim, satu pesan, dan satu penerima.Transmisi pesan dari pengirim ke penerima dapat dipengaruhi oleh banyak hal, termasuk situasi, emosi, budaya, media yang digunakan untuk berkomunikasi, dan bahkan lokasi.
TAHAPAN DAN PROSES KOMUNIKASI
Komunikasi sebagai sebuah proses berjalan melalui beberapa tahap.Menurut John V. Thill dan Courtland L. Bovee (2013), proses komunikasi dapat kita kaji melalui beberapa tahapan yang tergambar dalam model-model komunikasi yaitu model komunikasi dasar dan model komunikasi sosial. Baik model komunikasi dasar maupun model komunikasi sosial memandang komunikasi sebagai sebuah proses yang berjalan melalui 8 tahap, yaitu:
1. Pengirim pesan memiliki sebuah ide atau gagasan. Dalam bidang komunikasi organisasi atau komunikasi bisnis, jika kita sebagai pengirim pesan memiliki sebuah ide yang berkaitan dengan organisasi atau bisnis yang kita lakukan dan ingin disampaikan kepada khalayak, maka proses komunikasi pun dimulai.
2. Pengirim pesan yang melakukan encode terhadap ide atau gagasan dalam sebuah pesan. Hal ini terjadi ketika kita sebagai pengirim pesan menempatkan ide atau gagasan ke dalam sebuah pesan. Sebagai pengirim pesan, kita melakukan encode terhadap ide atau gagasan tersebut, mengekspresikannya dalam kata-kata atau gambar. Kita harus mengembangkan keterampilan dalam melakukan encode ide atau gagasan agar pesan menjadi lebih efektif.
3. Pengirim pesan memproduksi pesan dalam sebuah media. Pesan yang telah dikemas oleh pengirm pesan kemudian disajikan kepada khalayak melalui saluran atau media komunikasi. Media yang digunakan dalam pengiriman pesan umumnya dapat berbentuk oral, tertulis, visual, maupun elektronik.
4. Pengirim pesan mengirimkan pesan melalui sebuah saluran komunikasi. Saluran komunikasi atau media komunikasi yang akan digunakan untuk mengirimkan pesan tentu berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi. Berbagai teknologi yang ada kini dapat digunakan oleh pengirim pesan untuk menyampaikan pesannya kepada khalayak. Saluran komunikasi umumnya terkait dengan sistem yang digunakan untuk mengirim pesan. Saluran komunikasi dapat berupa percakapan secara tatap muka, internet sebagai media komunikasi, dan lainnya.
5. Khalayak menerima pesan. Jika saluran komunikasi berfungsi dengan baik, maka pesan -pesan akan dapat menjangkau khalayak sasaran. Perlu dipahami pula bahwa sampainya pesan kepada khalayak tidaklah menjamin khalayak akan memberikan perhatian ataupun memahami isi pesan secara tepat. Hal ini disebabkan adanya penafsiran yang berbeda yang dilakukan oleh khalayak serta adanya hambatan-hambatan komunikasi yang terjadi selama proses komunikasi.
6. Khalayak melakukan decode terhadap pesan. Setelah pesan diterima oleh khalayak, tahap yang dilakukan selanjutnya oleh khalayak adalah melakukan decode terhadap pesan.
7. Khalayak memberikan tanggapan atau respon terhadap pesan. Pengirim pesan dapat menciptakan ruang atau kesempatan bagi penerima pesan untuk memberikan respon atau tanggapan dengan cara-cara yang positif. Pemberian respon atau tanggapan oleh khalayak tergantung pada kemampuan khalayak untuk mengingat pesan dan bertindak, kemampuan khalayak untuk bertindak, serta motivasi khalayak untuk memberikan respon.
8. Khalayak memberikan umpan balik kepada pengirim pesan. Dalam rangka memberikan respon atau tidak memberikan respon terhadap pesan, khalayak dapat memberikan umpan balik yang dapat membantu pengirim pesan melakukan evaluasi usaha komunikasi yang efektif. Umpan balik dapat diberikan dapat berupa komunikasi verbal (menggunakan kata-kata tertulis atau ujaran), komunikasi nonverbal (menggunakan gestur, ekspresi wajah atau perlambang lainnya) ataupun keduanya. Sebagaimana pesan, umpan balik yang disampaikan oleh khalayak juga memerlukan proses decode karena adanya pemaknaan yang beragam.
Kedelapan tahap tersebut menggambarkan bagaimana sebuah ide atau gagasan mengalir dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Dalam proses komunikasi, pesan-pesan yang mengalir dari pengirim pesan dimungkinkan mengalami salah penafsiran yang dilakukan oleh penerima pesan. Kita dapat melakukan berbagai tindakan pada setiap tahap dalam proses komunikasi untuk meningkatkan terjadinya keberhasilan dalam komunikasi.
Menurut Raj Kumar (2014) dalam bukunya Business Communication and Etiquettes menyatakan bahwa terdapat 6 tahap dalam seluruh proses komunikasi, yaitu:
- Fase pertama : Pengirim pesan memiliki sebuah ide atau informasi
- Fase kedua : Pengirim pesan melakukan encode terhadap ide untuk dikirimkan kepada penerima pesan.
- Fase ketiga : Ide yang di-encode oleh pengirim pesan dikirimkan oleh pengirim pesan melalui pemilihan saluran atau media.
- Fase keempat : Penerima pesan menerima pesan.
- Fase kelima : Penerima pesan melakukan decode terhadap pesan.
- Fase keenam : Umpan balik dikirimkan oleh penerima pesan kepada pengirim pesan.
- Pengirim pesan memiliki sebuah ide atau gagasan.
- Pengirim pesan melakukan encode terhadap ide atau gagasan dalam pesan.
- Pesan berjalan melalui sebuah media atau saluran komunikasi.
- Penerima pesan melakukan decode terhadap pesan.
- Umpan balik berjalan kepada pengirim pesan.
- Kemungkinan adanya umpan balik yang diberikan oleh pengirim pesan kepada penerima pesan.
o Completeness – Komunikasi harus lengkap. Komunikasi harus menyampaikan seluruh fakta yang dibutuhkan oleh khalayak. Pengirim pesan harus mempertimbangkan dan mengirimkan pesan yang sesuai.
o Conciseness – Mengkomunikasikan apa yang kita inginkan untuk mengekspresikan kata-kata tanpa ada singgungan terhadap prinsip yang lain.
o Consideration – Komunikasi yang efektif harus mempertimbangkan hal-hal yang dimiliki oleh khalayak seperti sudut pandang, latar belakang, pola pikir, tingkat pendidikan, dan lainnya. Sebagai komunikator, maka kita harus melakukan usaha untuk memikirkan siapa yang menjadi sasaran beserta hal-hal yang melekat pada mereka. Kita juga harus dapat memastikan bahwa kita dapat mengelola penghargaan diri sasaran dan tidak menyakiti sisi emosi khalayak sasaran.
o Clarity – Komunikasi yang efektif haruslah memiliki kejelasan pesan yang disampaikan atau tujuan yang ingin dicapai.
o Concreteness – komunikasi yang konkret berarti menjadi lebih jelas dan khusus. Concreteness menguatkan rasa percaya diri. Sebuah pesan yang konkret didukung oleh data dan fakta, menggunakan kata yang jelas dan dapat membangun reputasi.
Comments
Post a Comment